Friday 23 July 2010

Babi Ala Prancis

Selama ini, Perancis dikenal sebagi Negara jago-jago memasak atau koki yang handal. Masakan ala Perancis terkenal lezat, gurih dan membuat siapa saja meneteskan air liur. Entah apa rahasianya, yang pasti masakan mereka ini begitu disukai orang-orang dari seantero dunia.
Sayangnya, ketika memasak mereka tidak pernah memperhatikan aspek kehalalan. Tidak jarang, mereka menggunakan bahan baku yang haram sebagai menu utama masakan, dagingg babi misalnya.
Suatu saat Syeikh Muhammad Abduh, seorang pembaharu Islam, berkunjung ke perancis. Ketika itu ditanya oleh para ilmuwan, “Mengapa Islam mengharamkan daging babi?” Belum sempat menjawab, mereka malah mencemaooh, “Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram karena makanan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba, dan bakteri lainnya. Hal ini sekarang ini sudah tiada. Karena babi diternak dalam pertenakan modern, denagn kebersiahn yang terjamin, daan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri linnya?”
Syekih Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia dengan cerdiknya ia meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu ekor babi betina.
Mengetahuinhal itu, mereka betanya. “Untuk apa semuai ini?” Syekih menjawab, “Penuhi apa yang saya minta, maka akan saya perlihatkan satu rahasia.”
Mereka mengambil apa yang Syekih minta. Lalu Syeikh meminta agar melepaskan dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh untuk mendapatkan ayam bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hamper tewas. Syeikh meminta agar mengurung kedua ayam tersebut.
Setelah itu, Syeikh memerintahkan mereka untuk melepaskan dua ekor babi jantan bersama satu ekor babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesame jantan sesamanya untuk melaksanakan hajat seksuslnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.
Selanjutnya Syeikh berkata, “ Saudara-saudara, daging babi membunuh ‘grirrah’ orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seseorang dari kalian melihat bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu. Dan seorang bapa diantara kalian anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu dan was-was, karena dafing babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya.
Mendengar penjelasan dari Syeikh Muhammad Abduh iini, para ilmuwan Prancis hanya terdiam dan menunduka kepala dalam-dalam.

No comments: