Thursday, 26 April 2012

Analisis Cerita Rakyat

Gadis yang Jadi Burung

           Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang kaya akan budaya, seni dan karya sastra. Seperti halnya cerita rakyat, hampir setiap wilayah di Indonesia memiliki cerita rakyat yang berbeda, baik itu dari segi isi, bahasa, dan penyajiannya. Setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri, yang pada akhirnya menjadi keanekaragaman.


        Berawal dari sebuah kisah cinta seorang gadis dengan pemuda kampung yang kaya, Iya’ah begitulah kedua orang tuanya memanggil gadis itu. Anak semata wayang dari sepasang buruh bercocok tanam ini dikisahkan sebagai gadis paling cantik dikampungnya, yang setiap harinya ditinggalkan ibu-bapaknya berladang. Kesempatan ini digunakan olehnya untuk bertemu sang kekasih yang masih tetangga rumahnya, Mokobovu itulah nama kekasihnya yang selalu datang ke rumah Iya’ah setiap kali orang tuanya pergi berladang. Hubungan yang tidak diketahui orang tuanya ini akhirnya menimbulkan kecurigaan dari orang tuanya Iya’ah, hingga akhirnya hubungan merekapun harus berakhir karena perbedaan strata antara keluarga Iya’ah dan Mokobovu. Suatu ending yang tragis ketika Iya’ah memilih untuk merubah tubuhnya menjadi seekor burung kuning karena merasa malu atas sikap orang tuanya di hadapan Mokobovu.
         Cerita rakyat yang bertemakan cinta ini berlatar di sebuah daereh di Sulawesi Tengah, kisah yang diceritakan dengan alur maju ini bersumber dari warga setempat yang dikisahkan kembali kepada anak-cucunya. Dalam cerita ini dikisahkan bahwa ada aturan adat yang telah menjadi nilai sosial yang diangkat bahwa ada tiga hal memalukan yang tidak boleh dilakukan perempuan yang salah satunya adalah seorang wanita tidak boleh berbuat malu dihadapan kekasihnya. Bagi seorang wanita dusun di daerah Sulawesi Tengah, hal memalukan tersebut harus ditebus sekalipun harus dengan nyawanya sendiri. Begitupun dengan yang dilakukan Iya’ah yang rela mengorbankan hidupnya menjadi seekor burung kuning karena merasa malu terhadap kekasihnya. Sebenarnya masalah yang dihadapi Iya’ah ini sederhana, dia hanya malu karena dimarahi orang tuanya dihadapan sang kekasih karena memiliki hubungan dengan seseorang yang tidak sederajat dengan dirinya. Karena telah menjadi aturan adat di kampung tersebut bahwa seorang perempuan tidak boleh berbuat memalukan, maka aturan yang telah mendarah daging dikampung tersebut akan menjadi beban bagi wanita yang mengalaminya. Nilai moral yang ingin ditanamkan dalam aturan adat ini bahwa perempuan haruslah memiliki manner yang baik dihadapan siapapun, yaitu menunjukkan tindak-tanduk yang terhormat sebagai wanita yang layak dihargai oleh kaum laki-laki. Seperti pada kenyataan yang ada sekarang ini, kaum laki-laki sudah tidak begitu menghormati perempuan sebagai makhluk istimewa lagi, salah satu penyebabnya adalah karena faktor perubahan zaman, namun tidak hanya itu saja, hal ini terjadi karena perempuannya itu sendiri yang tidak menunjukkan kalau dririnya layak dihargai oleh kaum lelaki. Misalnya saja dari cara berpakain, banyak perempuan yang tidak memperhatikan etika berpakaian, berprilaku yang tidak terhormat atau bahkan secara tidak langsung merendahkan drajatnya sendiri sebagai seorang perempuan. 
           Dalam cerita ini tidak hanya aturan adat, namun tampak kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat, yaitu dengan adanya rasa rendah diri ketika bersanding dengan orang yang dipandang terhormat dari segi materi. Kesenjangan yang terjadi antara keluarga Iya’ah terhadap keluarga Mokobovu mengingatkan saya bahwa sejak dulu perbedaan strata itu sudah mulai diterapkan, untuk membedakan orang dilihat dari segi tertentu. Hal ini terjadi tidak hanya dalam cerita saja, namun pada kenyataan yang terjadi sekarang bahwa realita seperti itu memang benar-benar terjadi. Kita bisa melihat contoh nyata kesenjangan antara seorang pejabat dengan rakyat biasa. Diakui atau tidak, strata itu membedakan manusia dalam segala hal, terutama dalam pemerolehan haka asasi. Seperti halnya hukum yang lebih berpihak pada orang-orang berdasi dari pada rakyat jelata.
         Cerita ini mengajarkan banyak hal, bahwa strata itu hanya akan membuat kita berbeda. Mungkin banyak hal diduna ini yang sangat memalukan jika dilakukan oleh seseorang, namun menghukum diri bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah, meskipun hal itu dipandang sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dirinya atas kesalahan yang diperbuatnya. Tidak serta merta suatu aturan adat diterapkan jika tidak ada maksud tertentu, karena pada dasarnya aturan itu dibuat untuk kebaikan orang-orang yang ada di lingkungan tersebut. Jika dalam cerita ini seorang Iya’ah menebus rasa malunya dengan merubah dirinya menjadi seekor burung kuning yang pergi meninggalkan rumahnya, suatu perbuatan yang diluar logika, seorang manusia bisa berubah wujud hanya dengan mandi air kunyit dari tujuh tempayan. Hal ini diikuti oleh Mokobovu yang mengakhiri hidupnya setelah tahu kalau kekasihnya menjelma menjadi seekor burung sebagai sebuah tindakan yang merupakan suatu indikasi begitu lekatnya aturan adat menyatu dalam kehidupan seseorang.
            
Nama  : Nopi Yulianti
NPM   : 102121034
Kelas   : 2A

Sunday, 15 April 2012

Manajemen Linux Slackware dan Fitur Slackware

Slackware merupakan sistem operasi yang dibuat oleh Patrick Volkerding dari Slackware Linux, Inc. Slackware merupakan salah satu distro Linux awal, dan merupakan yang tertua yang masih dikelola. Tujuan utama Slackware adalah stabilitas dan kemudahan desain, serta menjadi distribusi Linux yang paling mirip Unix


Manajemen Slackware

Sistem manajemen paket Slackware dapat menginstal, upgrade, dan menghapus paket dari sumber lokal, tetapi tidak akan mencoba untuk melacak atau mengelola dependensi, pengguna harus memastikan sendiri bahwa sistem telah memiliki semua perpustakaan sistem dan program-program yang dibutuhkan oleh paket baru (yang akan diinstal). Jika ada yang kurang, mungkin tidak ada indikasi sampai pengguna berupaya untuk menggunakan perangkat lunak yang baru diinstal.

Paket-paket Slackware adalah tarballs yang diringkas secara gzip dan memakai nama file yang berakhir dengan .tgz dan .txz. Paket berisi file yang berupa bagian dari perangkat lunak yang diinstal, serta file-file tambahan yang berguna untuk sistem manajer paket Slackware. File yang berupa bagian dari perangkat lunak yang diinstal tersebut akan diatur, sehingga bila diekstrak ke dalam direktori root, file-file tersebut akan ditempatkan di lokasi instalasinya. File-file lain adalah file yang ditempatkan di direktori install/ dalam paket.

Dua file yang umumnya ditemukan di direktori install/, adalah file-file slack-desc dan doinst.sh. File-file ini tidak ditempatkan langsung ke file system dengan cara yang sama seperti yang file lain dalam paket. File slack-desc adalah file teks sederhana yang berisi keterangan mengenai paket yang diinstal. Ini digunakan ketika melihat paket menggunakan manajer paket. File doinst.sh merupakan shell script yang biasanya ditujukan untuk menjalankan perintah atau membuat perubahan yang tidak dapat dilakukan dengan mengubah isi paket. Script ini dijalankan pada akhir instalasi sebuah paket.

Kelebihan Slackware
  • Pembuatan paket pada slackware sangat sederhana dibandingkan paket-paket seperti RPM dan Debian. Paket lebih mirip dengan kompresi root direktori ditambah beberapa file lain yang diletakkan di direktory /install.
  • Distro ini termasuk distro yang cryptic dan manual sekali bagi pemula Linux, tapi dengan menggunakan distro ini beberapa penggunanya dapat mengetahui banyak cara kerja sistem dan distro tersebut.
  • Lebih dekat dengan gaya UNIX, sederhana, stabil, mudah dikustom, dan didesain untuk komputer 386/486 atau lebih tinggi.

Kekurangan Slackware
  • Aplikasi-aplikasi grafis untuk mengkonfigurasi distro ini bisa dibilang minim, karena pada dasarnya GUI jauh lebih kompleks dan memakan lebih banyak penggunaan memory dibandingkan penggunaan perintah konsol pada umumnya,
  • Pengguna harus memastikan sendiri bahwa sistem telah memiliki semua perpustakaan sistem dan program-program yang dibutuhkan oleh paket baru (yang akan diinstal). Jika ada yang kurang, mungkin tidak ada indikasi sampai pengguna berupaya untuk menggunakan perangkat lunak yang baru diinstal.
  • Slackware sendiri tidak mempunyai alat untuk secara otomatis menata dependensi bagi pengguna dengan secara otomatis dengan mengunduh dan menginstalnya, beberapa perangkat lunak pihak ketiga ada yang dapat memberikan fungsi ini, mirip dengan cara APT di Debian.

Fitur yang terdapat pada Slackware
  1. Linux 2.6.21.5 - Slackware Linux menggunakan kernel Linux yang modern dan memiliki performa tinggi. Kernel menyertakan dukungan untuk semua kontroller disk modern, LVM, Perangkat Lunak RAID, disk terenkripsi, dan banyak prosessor/core. Secara default, udev diaktifkan untuk manajemen otomatis dari node perangkat.
  2. HAL - HAL (Hardware Abstraction Layer) juga sudah disertakan. Perangkat lunak ini menyediakan API yang seragam untuk aplikasi desktop untuk menggunakan perangkat keras. Hal ini menyebabkan proses mount secara otomatis terhadap disk dan CD menjadi lebih mudah pada Xfce dan KDE.
  3. X11 7.2.0 - Ini merupakan versi pertam dari Slackware Linux yang menggunakan X secara modular. Hal ini berarti bahwa komponen X11 terpisah-pisah dalam banyak paket-paket kecil untuk perawatan yang lebih mudah serta proses upgrade yang lebih ringan.
  4. GCC 4.1.2 - Slackware Linux 12.0 menyertakan perangkat pengembangan yang sepenuhnya direvisi berbasis pada GNU Compiler Collection 4.1.2. GCC menyediakan kompiler untuk C, C++, Objective-C, Fortran-77/95, dan Ada 95. Sebagai tambahan, pustaka GNU C versi 2.5 juga sudah digunakan.
  5. Apache 2.2.4 - Apache diupgrade pada versi major yang baru. Apache 2.x adalah bentuk penulisan ulang yang cukup substansi dari seri 1.3.x.
  6. K Desktop Environment (KDE) 3.5.7 - Lingkungan KDE yang penuh disertakan, termasuk KOffice, browser web Konqueror, program multimedia, perangkat pengembangan, dan masih banyak aplikasi lain yang berguna.
  7. Xfce 4.4.1 - Xfce adalah lingkungan desktop yang ringan dan berbasis pada GTK2. Aplikasi ini menerapkan semangat dari UNIX yaitu modularitas dan reusabilitas.

Penjelasan tentang Exokernel

Sebenarnya, Exokernel bukanlah pendekatan kernel sistem operasi yang umum—seperti halnya microkernel atau monolithic kernel yang populer, melainkan sebuah struktur sistem operasi yang disusun secara vertikal.


Ide di balik exokernel adalah untuk memaksa abstraksi yang dilakukan oleh developer sesedikit mungkin, sehingga membuat mereka dapat memiliki banyak keputusan tentang abstraksi hardware. Exokernel biasanya berbentuk sangat kecil, karena fungsionalitas yang dimilikinya hanya terbatas pada proteksi dan penggandaan sumber daya.

Kernel-kernel klasik yang populer seperti halnya monolithic dan microkernel melakukan abstraksi terhadap hardware dengan menyembunyikan semua sumber daya yang berada di bawah hardware abstraction layer atau di balik driver untuk hardware. Sebagai contoh, jika sistem operasi klasik yang berbasis kedua kernel telah mengalokasikan sebuah lokasi memori untuk sebuah hardware tertentu, maka hardware lainnya tidak akan dapat menggunakan lokasi memori tersebut kembali.

Exokernel mengizinkan akses terhadap hardware secara langsung pada tingkat yang rendah: aplikasi dan abstraksi dapat melakukan request sebuah alamat memori spesifik baik itu berupa lokasi alamat physical memory dan blok di dalam hard disk. Tugas kernel hanya memastikan bahwa sumber daya yang diminta itu sedang berada dalam keadaan kosong—belum digunakan oleh yang lainnya—dan tentu saja mengizinkan aplikasi untuk mengakses sumber daya tersebut. Akses hardware pada tingkat rendah ini mengizinkan para programmer untuk mengimplementasikan sebuah abstraksi yang dikhususkan untuk sebuah aplikasi tertentu, dan tentu saja mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu dari kernel agar membuat kernel lebih kecil, dan tentu saja meningkatkan performa.

Exokernel biasanya menggunakan library yang disebut dengan libOS untuk melakukan abstraksi. libOS memungkinkan para pembuat aplikasi untuk menulis abstraksi yang berada pada level yang lebih tinggi, seperti halnya abstraksi yang dilakukan pada sistem operasi tradisional, dengan menggunakan cara-cara yang lebih fleksibel, karena aplikasi mungkin memiliki abstraksinya masing-masing. Secara teori, sebuah sistem operasi berbasis Exokernel dapat membuat sistem operasi yang berbeda seperti halnya Linux, UNIX, dan Windows dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut.

Sumber : Wikepedia

Penjelasan tentang Mikrokernel

Pendekatan mikrokernel berisi sebuah abstraksi yang sederhana terhadap hardware, dengan sekumpulan primitif atau system call yang dapat digunakan untuk membuat sebuah sistem operasi agar dapat berjalan, dengan layanan-layanan seperti manajemen thread, komunikasi antar address space, dan komunikasi antar proses. Layanan-layanan lainnya, yang biasanya disediakan oleh kernel, seperti halnya dukungan jaringan, pada pendekatan microkernel justru diimplementasikan di dalam ruangan pengguna (user-space), dan disebut dengan server.


Server atau disebut sebagai peladen adalah sebuah program, seperti halnya program lainnya. Server dapat mengizinkan sistem operasi agar dapat dimodifikasi hanya dengan menjalankan program atau menghentikannya. Sebagai contoh, untuk sebuah mesin yang kecil tanpa dukungan jaringan, server jaringan (istilah server di sini tidak dimaksudkan sebagai komputer pusat pengatur jaringan) tidak perlu dijalankan. Pada sistem operasi tradisional yang menggunakan monolithic kernel, hal ini dapat mengakibatkan pengguna harus melakukan rekompilasi terhadap kernel, yang tentu saja sulit untuk dilakukan oleh pengguna biasa yang awam.

Dalam teorinya, sistem operasi yang menggunakan microkernel disebut jauh lebih stabil dibandingkan dengan monolithic kernel, karena sebuah server yang gagal bekerja, tidak akan menyebabkan kernel menjadi tidak dapat berjalan, dan server tersebut akan dihentikan oleh kernel utama. Akan tetapi, dalam prakteknya, bagian dari system state dapat hilang oleh server yang gagal bekerja tersebut, dan biasanya untuk melakukan proses eksekusi aplikasi pun menjadi sulit, atau bahkan untuk menjalankan server-server lainnya.

Sistem operasi yang menggunakan microkernel umumnya secara dramatis memiliki kinerja di bawah kinerja sistem operasi yang menggunakan monolithic kernel. Hal ini disebabkan oleh adanya overhead yang terjadi akibat proses input/output dalam kernel yang ditujukan untuk mengganti konteks (context switch) untuk memindahkan data antara aplikasi dan server.

Beberapa sistem operasi yang menggunakan microkernel:
  • IBM AIX, sebuah versi UNIX dari IBM
  • Amoeba, sebuah kernel yang dikembangkan untuk tujuan edukasi
  • Kernel Mach, yang digunakan di dalam sistem operasi GNU/Hurd, NexTSTEP, OPENSTEP, dan Mac OS/X
  • Minix, kernel yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum untuk tujuan edukasi
  • Symbian OS, sebuah sistem operasi yang populer digunakan pada hand phone, handheld device, embedded device, dan PDA Phone.
Sumber : Wikipedia