Monday, 26 December 2011

Cara Root OS Android Veri Froyo

rooting dengan menggunakan superoneclick.

sourcenya bisa diambil disini : www.mediafire.com

Langkah-Langkah merooting Android veris Froyo sebagai berikut :
  1. Install driver si mini (install kies).
  2. Set si mini ke adb mode (menu > pengaturan > aplikasi > perkembangan > mendebug usb (dicentang))
  3. Colok ke komputer
  4. Matikan terlebih dahulu antivirusnya.
  5. Jalankan superoneclick, pilih 'root', tunggu sampai selesai.
  6. Done.

kalo berhasil root, di menu akan ada gambar tengkoraknya.

Tuesday, 20 December 2011

APN username password untuk semua operators

GPS lock
  1. teken *#*#1472365#*#* (FROYO = *#*#3214789650#*#*)
  2. pilih Settings trus parameter settings terus pilih address server type diganti jadi 1x MPC
  3. terus agan back,, pilih position mode option 3
  4. terus agan back pilih fix request settings session operation ganti jadi standalone,, terus agan pilih server option,, pilih yang local
  5. terus back ke menu paling awal,, teken gpsOne XTRA pilih Xtra Enable klik Enable...
  6. slese... silakan test sendiri pilih commands get position start... ane tadi test ngelock super akurat cuma 9 detik

kalo mau balik default
  • - Settings -> Parameter Settings -> Address -> Server Type: UMTS SLP
  • - Settings -> Parameter Settings -> Position mode: option2
  • - Settings -> Fix Request Settings -> Session Operation: MS-based
  • - Settings -> Fix Request Settings -> Server Option: Default


Telkomsel GPRS
APN : telkomsel
User Name : wap
Password : wap123

Telkomsel MMS
APN : mms
User Name : wap
Password : wap123

Telkomsel Flash (TIME)
APN : flash
User Name : (kosongkan)
Password : (kosongkan)

Telkomsel Flash Halo/Simpati/As (Data)
APN : internet
User Name : (kosong)
Password : (kosong)

Matrix GPRS
APN : satelindogprs.com
User Name : (kosongkan)
Password : (kosongkan)

Matrix MMS
APN : mms.satelindogprs.com
User Name : satmms
Password : satmms

Indosat – Mentari – (Data)
APN: www.satelindogprs.com

User Name : indosat
Password : indosat


Mentari GPRS
APN : indosatgprs
User Name : indosat
Password : indosat

Mentari MMS
APN : mms.satelindogprs.com
User Name : satmms
Password : satmms

IM3 GPRS
APN :www.indosat-m3.net
User Name : gprs
Password : im3

IM3 MMS
APN : mms.indosat-m3.net
User Name : mms
Password : im3


3 (three) GPRS
APN : 3gprs
User Name : 3gprs
Password : 3gprs

3 (three) MMS
APN : 3mms
User Name : 3mms
Password : 3mms

3 (three) DATA
APN : 3data
User Name : 3data
Password : 3data


XL GPRS
APN : www.xlgprs.net
User Name : xlgprs
Password : proxl

XL MMS
APN : www.xlgprs.net
User Name : xlmms
Password : proxl


Axis GPRS
APN: axis
User: axis
Pass: 123456

Axis MMS
APN : AXISmms
Username : AXIS
Password : 123456

Cara Menyembunyikan Foto pada Android

Tutorial ini adalah tutorial untuk menyembunnyikan file foto pada sistem OS Android. disini Admin memberikan trik, ya sekedar memberi ilmu sedikit kepada sobat blogger semua. admin juga tahu ini dari forum kaskus. ya biasalah untuk memnyembunyikan file foto biar tidak ketahuan orang lain. Barang kali sobat blogger mau menyembunyikan file foto pacar-pacar gelapnya biar tidak diketahui oleh pacar aslinya.. hahaha..

Ya langsung aja ke TKP cara untuk menyembunyikan file foto pada sistem OS Android, pertama yang harus sobat blogger lakukan adalah mendownload aplikasi gallery lock pro untuk menyembunyikan file tersebut bisa di download pada link ini 4Shared dan Mediafire.

Setelah di download langsung saja buka App Gallery, bisa dilihat pada gambar dibawah ini.


Tekan Menu dan centang folder ato file yg tdk diinginkan


Tekan Share pilih Gallery Lock Pro


Pilih folder sembarang

Klik OK tunggu sampai proses itu selesai




Jreng..Jreng.. inilah hasilnya


Kalau mau membuka file yang dihidden nya, tinggal klik aja app gallery Lock pro.

Rujukan : Kaskus.com

Sunday, 11 December 2011

Kajian Profiks

Clara Diperkosa Dalam Dunia Fiktif dan Wanita-Wanita yang Diperkosa Dalam Dunia Nyata

Kasus pemerkosaan sepertinya sudah menjadi berita tetap dalam media-media elektronik maupun media cetak. Seolah kasus yang sedang booming itu mendadak menjadi berita yang populer layaknya artis yang sedang naik daun. Pemerkosaan adalah tindakan kejahatan yang kejam dimana seseorang dipaksa untuk melakukan suatu hubungan seksual yang tidak diinginkannya. Pemerkosaan ini bisa dilakukan oleh sesama orang dewasa, orang dewasa terhadap anak-anak, ataupun terhadap sesama jenis. Kebanyakan kasus pemerkosaan tidak dilaporkan karena alasan malu. Akibat pemerkosaan, seseorang dapat mengalami gangguan psikologis yang cukup berat, atau bahkan menyebabkan gangguan kejiwaan.

Selangkangan saya sakit, tapi saya tahu itu akan segera sembuh. Luka hati saya, apakah harus saya bawa sampai mati?

Begitulah jeritan hati Calara dalam cerpen “Clara atau Wanita yang Diperkosa” karya Seno Gumira Adjidarma. Clara, seorang gadis keturunan Cina yang diperkosa rame-rame oleh para pemuda dalam perjalanan pulangnya di daerah jalan tol. Dalam ketakutannya gadis itu melaporkan semua yang telah dialaminya pada pihak yang berwajib, tetapi yang diperolehnya bukanlah perlindungan melainkan kecurigaan dari orang-orang berseragam yang seharusnya memberikan perlindungan itu. Bahkan semua kepedihan yang menimpanya dia redam dalam diam, dalam sorot matanya yang memancarkan kemarahan, pada para pemerkosa itu dan terhadap aparat yang terkesan menganggap lelucon terhadap kejadian yang telah dialaminya. Kasus pemerkosaan yang diadukannya dipandang biasa saja, seolah itu adalah hal lumrah yang layak dialami oleh kerurunan Cina pada waktu itu. Memang pada masa tersebut, keturunan Cina begitu dibenci oleh kaum pribumi, karena dinggap akan menggulingkan pemerintahan yang ada.

Keadaan yang dialami Clara tokoh fiktif dalam cerpen ternyata dialami pula oleh para wanita dalam dunia nyata. Sama halnya dengan Clara, kasus pemerkosaan yang menimpa sebagian wanita itu menimbulkan dampak psikologis yang tidak spele. Perasaan malu, minder, murung, dan ketakutan yang berlebihan merupakan gejala psikologis yang tidak normal yang sudah pasti akan dialami oleh sang korban. Kesulitan dalam menangani hal ini adalah jarang sekali penderita dengan kesadaranya datang ke para ahli. Apalagi stigma yang beredar dimasyarakat bahwa psikiater identik dengan orang sakit jiwa atau gila. Sebagian dari korban pemerkosaan memilih untuk bungkam dan menyimpan semua yang telah dialaminya sendiri, karena merasa malu untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib atau bercerita kepada orang lain, dan biasanya korban seperti ini mengalami gangguan jiwa yang berat. Namun tidak dapat dikatakan beruntung juga bagi sebagian korban pemerkosaan yang mempunyai keberanian untuk melaporkan pada pihak yang berwajib, karena hukum pun tidak sepenuhnya dapat melindungi mereka. Lemahnya hukum terhadap para pelaku pemerkosaan menyebabkan jumlah kasus kejahatan ini terus meningkat serta hukuman yang dijatuhkan terhadap para pelaku tidak membuat jera.

Selama ini, hukum di Indonesia masih bersifat diskriminatif terhadap kaum perempuan, terutama dalam kasus pemerkosaan. Kedudukan korban dalam proses peradilan kasus pemerkosaan hanyalah sebagai saksi korban. Korban merasa dirugikan dan seolah-olah tidak dimanusiakan hanya penting untuk memberikan keterangan tentang apa yang dilakukan pelaku, dan dijadikan barang bukti untuk mendapatkan visum. Dalam proses peradilannya pun yang diperhatikan hanyalah pertanggung jawaban dan sanksi pidana kepada pelaku saja, sedangkan korban tidak mendapat perhatian apapun. Pedahal, perempuan korban perkosaan menanggung beban mental yang lebih berat dibandingkan hukuman bagi pemerkosanya. Korban akan mengalami cacat seumur hidup dan menerima tekanan dari masyarakatnya. Dampak lain menyangkut gangguan emosi sebagai beban psikologis dan berpengaruh secara psikis dan fisik, ketakutan, tak adanya rasa aman, ketidakbahagiaan, merasa terbuang, cacat tubuh, serta kematian. Di samping itu, cemoohan dari masyarakat, perasaan tertekan merasa dirinya telah kotor dan berdosa. Ditambah lagi tekanan-tekanan yang timbul dari proses peradilan baik sebelun sidang, selama sidang, maupun setelah sidang semakin menderitakan korban. Dalam hal ini, peran keluarga, orang-orang terdekat, dan masyarakat sangat berpengaruh untuk memberikan support kepada korban. Dalam kondisinya yang labil, korban perkosaan dapat saja melakukan hal-hal nekat seperti bunuh diri karena tidak mampu mengendalikan emosinya, memang kalau kita bandingkan dengan kasus kejahatan yang lain, misalnya saja dengan kasus perampokan dan pencurian. Untuk kasus perampokan atau pencurian sang korban hanya kehilangan materi saja, yang bisa dicari lagi dengan jalan usaha. Dampak dari kasus tersebut juga tidak akan membuahkan stigma “kotor” dari masyarakat, berbeda dengan korban pemerkosaan, masyarakat memandang negatif dan “kotor” terhadap sang korban. Mereka tidak memerhatikan keadaan korban yang sudah cukup menderita dengan keadaannya tersebut, dan pandangan masayarakat yang negatif itu menambah beban moral dan mental bagi sang korban.

Seperti tokoh Clara yang digambarkana oleh Seno dalam cerpennya yang tidak mendapatkan perlindungan hukum atas kasus pemerkosaan yang terjadi padanya, yang tidak mampu menceritakan kepedihannya sehingga kata-kata yang terucap darinya seperti berhamburan dan perlu disusun untuk memahaminya. Mungkin begitu pedihnya sehingga tidak ada bahasa yang bisa mewakili perasaannya mendeskripsikan semuanya. Begitu juga dengan wanita-wanita yang menjadi korban pemerkosaan dalam dunia nyata, perasaannya lebih dari hancur, bahkan remuk!

Jika tokoh Clara dalam cerpennya Seno hijrah kedunia nyata, mungkin dia tidak akan membiarkan wanita-wanita dalam dunia nyata merasakan hal yang sama dengan dirinya, dia akan menuntut keadilan atas perbuatan keji yang merampas kehormatan seorang perempuan atau Clara akan menjelma menjadi sosok yang akan menuntaskan dendamnya untuk kaum lelaki yang derajatnya lebih rendah daripada seekor binatang, karena dalam cerpen tersebut dekatakan bahwa binatang saja tidak pernah memperkosa!

Di Buat Oleh Nopi Yulianti 
102121034

Saturday, 10 December 2011

Coding Program Tabungan - Java

public class Tabungan {
private String nama;
private int NoRekening;
private int saldo;
private int pin;

public Tabungan(String namaNasabah, int NoRek){
nama = namaNasabah;
NoRekening = NoRek;
saldo = 10000;
pin = 11111;
}

public void simpanUang(int sal){
saldo = saldo + sal;
}

public void tarikUang(int jumlahTarikan){
saldo = saldo - jumlahTarikan;
}

public int getSaldo(){
return saldo;
}

public void setSaldo(int sal){
saldo = sal;
}

public void setPin(int pinBaru){
pin = pinBaru;
}

public static void main(String[] args) {
int jumlahTarikan = 2000;
int jumlahSimpanan = 5000;
Tabungan bls = new Tabungan("Barca",12345);

System.out.println("Saldo awal : " + bls.getSaldo());
bls.tarikUang(jumlahTarikan);
System.out.println("Saldo setelah penarikan 2000 adalah : " + bls.getSaldo());
bls.simpanUang(jumlahSimpanan);
System.out.println("Saldo setelah penyetoran 5000 adalah : " + bls.getSaldo());
}

}

Thursday, 1 December 2011

Krisis Sosial dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Reformasi

Dalam hal pembenahan krisis multidimensi sebagai akibat dari krisis moneter Asia 1997, Indonesia menunjukan hasil yang sangat lamban dibandingkan dengan negara – negara Asia lainnya. Berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat dan negara menjadi sangat kompleks seiring dengan kejatuhan ekonomi tersebut. Tingginya tingkat intensitas konflik politik internal dalam negeri membuat konsentrasi penanganan masalah ekonomi dan sosial menjadi tidak optimal. Selain itu, dorongan IMF untuk menerapkan Structural Adjustment Program (Program Penyesuaian Struktural di Indonesia tidak menambah ringan beban ekonomi bangsa. Penyebabnya adalah bahwa paket – paket kebijakan yang disodorkan oleh IMF tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Kebijakan – kebijakan tersebut hanya melihat satu sudut pandang saja, yaitu sudut pandang ketahanan ekonom. Premis IMF yang melihat bahwa adanya peningkatan ketahanan ekonomi suatu negara akan secara langsung berimbas pada peningkatan ketahanan sosial masyarakat, kemudian terpatahkan dalam kasus Indonesia. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia tidak menunjukan hasil yang membaik.


Apabila dicermati, memburuknya kondisi sosial dan ekonomi Indonesia pasca reformasi salah satunya dapat dilihat dari poin kebijakan penghapusan subsidi bagi masyarakat yang disodorkan oleh IMF. Kebijakan itu tidak memperbolehkan pemerintah memberikan bantuan subsidi apapun bagi sektor perekonomian dalam negeri. Proteksionisme terhadap sektor perekonomian dalam negeri pun dilarang. IMF melihat bahwa perbaikan perekonomian bangsa akan lebih efektif apabila diserahkan pada kekuatan ekonomi pasar. Akan tetapi, di satu sisi, krisis ekonomi yang melanda Indonesia berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat. Sementara di sisi lain, pemerintah tidak boleh memberikan subsidi yang signifikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, baik itu dalam bentuk subsidi usaha maupun proteksionisme terhadap sektor ekonomi lokal.

Meningkatnya masalah sosial pun menjadi tak terhindarkan dari adanya krisis ekonomi ini. Meningkatnya angka pengangguran, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi, dan makin meningginya angka kriminalitas menjadi warna dari krisis multidimensi yang dihadapi oleh Indonesia pasca reformasi. Menururnnya investasi asning di Indonesia menjadi salah satu penyebab melambatnya kinerja ekonomi ini. Akan tetapi, agenda reformasi yang mengedepankan perbaikan ekonomi bangsa tetap menjadi fokus utama setiap pemerintahan Indonesia. Perwujudan lapangan pekerjaan menjadi hal yang konkret untuk menanggulangi krisis multidimensi tersebut.

Proyek pembenahan kondisi ekonomi dan sosial yang dicanangkan pemerintahan era reformasi, anatar lain berfokus pada hal – hal sebagai berikut.
  1. Meningkatkan lapangan pekerjaan seoptimal mungkin. Metode yang diterapkan pemerintah adalah dengan menggalakkan investasi asing sebagai potensi pembukaan lapangan pekerjaan baru.
  2. Menyediakan barang – barang kebutuhan pokok masyarakat. Tujuannya adalah memberikan kemudahan masyarakat dalam mendapatkan akses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
  3.  Optimalisasi fasilitas umum bagi masyarakat. Tujuannya adalah memberikan akses yang mudah bagi masyarakat kepada pemenuhan kebutuhan dasar, seperti air minum, listrik, bahan bakar dan angkutan umum dengan harga yang terjangkau.
  4. Mengoptimalkan sektor pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan akses yang mudah bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang layak.
  5. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk akses kesehatan. Caranya adalah dengan menyediakan tempat berobat, dokter, dan obat dengan harga yang terjangkau

Program Kalkulator Sederhana - Delphi

unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, StdCtrls;
type
TForm1 = class(TForm)
Bil_1: TEdit;
Bil_2: TEdit;
Jml: TEdit;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Tambah: TButton;
Kurang: TButton;
Bagi: TButton;
Kali: TButton;
mod1: TButton;
div1: TButton;
Button1: TButton;
Label4: TLabel;
Button2: TButton;
procedure TambahClick(Sender: TObject);
procedure KurangClick(Sender: TObject);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure BagiClick(Sender: TObject);
procedure KaliClick(Sender: TObject);
procedure div1Click(Sender: TObject);
procedure mod1Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.TambahClick(Sender: TObject);
var EdJumlah : integer;
begin
EdJumlah := StrToInt(Bil_1.Text)+StrToInt(Bil_2.Text);
jml.Text := IntToStr(EdJumlah);
end;

procedure TForm1.KurangClick(Sender: TObject);
var edjumlah : integer;
begin
EdJumlah := StrToInt(Bil_1.Text)-StrToInt(Bil_2.Text);
jml.Text := IntToStr(EdJumlah);
end;

procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
if (application.MessageBox('Anda yakin keluar dari program','Information',mb_yesno)=idyes) then
close;
end;

procedure TForm1.BagiClick(Sender: TObject);
var edjumlah : real;
bil1,bil2 : real;
begin
bil1 := StrToFloat(Bil_1.Text);
bil2 := StrToFloat(bil_2.Text);
EdJumlah := bil1/bil2;
jml.Text := FloatToStr(EdJumlah);
end;

procedure TForm1.KaliClick(Sender: TObject);
var edjumlah : integer;
begin
EdJumlah := StrToInt(Bil_1.Text)*StrToInt(Bil_2.Text);
jml.Text := IntToStr(EdJumlah);
end;

procedure TForm1.div1Click(Sender: TObject);
var edjumlah : integer;
begin
EdJumlah := StrToInt(Bil_1.Text) div StrToInt(Bil_2.Text);
jml.Text := IntToStr(EdJumlah);
end;

procedure TForm1.mod1Click(Sender: TObject);
var edjumlah : integer;
begin
EdJumlah := StrToInt(Bil_1.Text) mod StrToInt(Bil_2.Text);
jml.Text := IntToStr(EdJumlah);
end;

procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
begin
bil_1.Clear;
bil_2.Clear;
Jml.Clear;
end;

end.